Ternyata tubuh juga berbahasa saat meneteskan air mata.
Ketika menangis karena kondisi emosional—biasa disebut dengan psychic tears—dunia serasa berhenti berputar. Anda menjadi tidak peduli dengan detak jarum jam bahkan pergantian antara siang dan malam. Kesedihan mengukung Anda dari gerak nyata hidup. Sejenak, mata terasa panas dan mengeluarkan air, kemudian hidung tersumbat, serta napas menjadi tersengal.
Daripada terus bersedu sedan, sebaiknya tambah pengetahuan dengan memahami tubuh Anda ketika menangis.
Mengaktifkan Sistem Lakrimal
Ketika menghadapi situasi penuh emosi atau menonton film sedih, otak akan mengaktifkan sistem lakrimal yang memproduksi sekaligus mengeringkan air mata. Hal ini membuat rasa perih di area mata dan kemudian air akan menetes. Ketika mengedipkan mata, sistem lakrimal akan mengeringkan kelembapan berlebih akibat air mata. Proses tersebut akan mengalirkan air mata yang kemudian menyumbat hidung.
Detoksifikasi
Dilansir dari Bustle.com, leucine-enkephaline—endorphin yang mengurangi rasa sakit dan dapat membangkitkan mood—akan terlepas. Hal ini berarti tubuh sedang mendetoksifikasi tubuh dari hormon kortisol yang menjadi penyebab stres. Jadi saat Anda sedang marah atau sangat tertekan, tidak ada salahnya menangis. It will be a good cry for you.
Sensasi Globus
Globus sensation adalah rasa tidak enak di tenggorokan yang muncul ketika seseorang menangis. Aktifnya sistem lakrimal membuat tenggorokan terasa tercekat akibat adanya sensasi globus. Reaksi di tenggorokan ini pula yang membuat Anda merasa sesak ketika menangis.