Jangan terkecoh, simak perbedaannya di sini!
Durasi baca: 1 menit.
Kasus difteri saat ini sudah menjadi ancaman di Indonesia. Angka kematian yang terus meningkat membuat pemerintah segera bertindak dengan upaya memberikan vaksin gratis kepada anak-anak. Mengutip laman Depkes.go.id, saat ini sudah terdapat 22 kasus pasien difteri di DKI Jakarta, 123 kasus dengan 13 kematian di Jawa Barat, dan 63 kasus dengan 9 kematian di Provinsi Baten. Menurut dr. Mulya Rahma Karyanti, selaku dokter spesialis anak, angka yang terus meningkat diakibatkan karena para orangtua belum bisa membedakan antara difteri dengan radang tenggorokan. Lantas apa sebenarnya hal mendasar yang harus Anda perhatikan? Berikut jawabannya.
NYERI PADA TENGGOROKAN
Pasien yang mengalami difteri tidak hanya merasakan sakit pada tenggorokan tetapi juga disertai dengan kesulitan saat menelan air liur, minum, dan makan. Perbedaan yang paling mencolok adalah, terjadinya pembengkakan pada leher yang umunya tidak terjadi pada saat seorang terserang radang tenggorokan.
KELUARNYA LENDIR PADA HIDUNG
Ketika seseorang mengalami difteri mereka tidak hanya merasakan sakit pada tenggorokan tetapi juga keluarnya lendir berwarna kuning kehijauan dan kadang disertai oleh darah, seperti mimisan. Sedangkan pasien yang mengalami sakit tenggorokan biasanya tidak akan mengalami hal seperti ini.
MENDENGKUR SAAT TIDUR
Pasien yang mengalami difteri biasanya akan mengalami sesak napas akibat bakteri Corynebacterium Diptheriae. Mereka mengalami gangguan tidur dan mendengkur saat terlelap di malam hari. Suaranya biasanya akan terdengar begitu berat karena saluran paernapasan tertutup oleh lendir dan flu.