Bercerai atau bertahan? Ketika pernikahan harus berakhir dengan perceraian, kehidupan Anda dan anak-anak tak harus berantakan.

Durasi baca: 1 menit 



Disadari atau tidak, membina hubungan era ini memang tidak mudah. Apalagi jika hubungan itu sudah dalam tahap pernikahan. Masyarakat urban harus berhadapan dengan berjuta tantangan. Itulah sebabnya jangan pernah berasumsi betapa sehatnya pernikahan yang Anda bina. Ketika Anda merasa berada di ujung jalan, bisa jadi Anda  berpikir untuk bercerai atau bertahan.


Jika Anda dan pasangan memilih untuk bertahan dalam pernikahan, berikan versi terbaik diri Anda masing-masing. Sebab, yang paling sulit adalah memelihara sebuah pernikahan sehat. 

(BACA JUGA: 5 Kesalahan Saat Seorang Perempuan Memutuskan Menikah)


PELAJARAN PERKAWINAN KELUARGA MUDA BARU 

Meningkatnya tingkat perceraian dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang berkembang di kota besar. Demikian pendapat Aaron Anderson, Terapis Perkawinan Keluarga dari Denver Colorado, seperti yang dikutip dari situs Huffington Post. Bercerai atau bertahan? Ketika pernikahan harus berakhir dengan perceraian, kehidupan Anda dan anak-anak tak harus berantakan.



Kondisi ini sedikit banyak sangat memengaruhi hubungan keluarga dan suami istri yang baru saja menikah hingga mereka yang berusia di bawah 45 tahun dan sudah menikah. Lalu apa saja yang harus Anda waspadai saat menikah dan ingin bercerai karena tidak bahagia?


Cobalah untuk berlapang hati, resapi kembali beberapa hal berikut dan alu tanyakan kembali diri Anda, "Apakah saya harus bercerai atau bertahan?"

(BACA JUGA: Persiapan Menjelang 1 Bulan Pernikahan)



SETIAP HUBUNGAN BERPOTENSI RAPUH 

Tak terkecuali pada hubungan keluarga yang dari luar tampak sempurna. “Perlakukan pernikahan Anda dengan lembut bak suatu benda halus. Agar pernikahan dapat berhasil, Anda perlu merawat dan memberinya perhatian,” tegas Aaron.   


Jika Anda dan pasangan ingin merawat kembali pernikahan Anda berdua, kejutan romantis dapat menjadi obatnya. Caranya dengan memberikan kejutan manis untuk meningkatkan kembali letupan asmara Anda berdua.


Mulailah dengan aktivitas yang sangat sederhana seperti saling bercerita tentang masa Anda berpacaran sambil kencan sore di taman. Lanjutkan dengan staycation dengan anak-anak.


Dengan demikian Anda berdua dapat memahami sejauh apa hubungan Anda berdua telah membuahkan kebahagiaan baru bagi anak,” jelas Aaron lebih lanjut. 


Jika terjadi konflik, janganlah menghindar dan mencari aman. Konflik sangat lumrah terjadi dan sangat diperlukan untuk mempererat hubungan sekaligus mengetahui minat pasangan. Namun saat terjadi sebuah konflik, tuntaskan masalah tersebut dengan baik sebelum tidur malam.



JANGAN MENGUMBAR DETAIL PERSOALAN KELUARGA KEPADA ORANG LAIN 

Saat terjadi masalah dan berakhir dengan perceraian, tak perlu mengumbar detail persoalan keluarga Anda kepada orang lain. Keputusan apapun yang Anda pilih, bercerai atau bertahan, Anda berdua sebaiknya bersepakat bahwa hal ini merupakan suatu hal yang bersifat personal. 


Jika Anda perlu seseorang untuk bercerita niat ingin bercerai karena tidak bahagia atau mengungkapkan keinginan bercerai atau bertahan, ungkapkan hanya pada penasihat perkawinan atau orang terdekat yang dapat menjaga privasi Anda secara penuh.


LINDUNGI ANAK DARI KONFLIK ORANG TUA 

Anda harus sensitif dan objektif terhadap kebutuhan anak-anak. Katakan kepada mereka tentang kondisi Anda berdua tanpa harus menjelek-jelekkan pasangan,” ungkap Rosalind Sedacca, Divorce and Parenting Coach yang merupakan penulis buku ‘How Do I Tell the Kids about The Divorce’. 

(BACA JUGA: Tanggal dan Bulan Menihkah Terbaik pada Tahun 2020. Sudahkah Anda Tentukan Tanggal?)



Disukai atau tidak, bercerai atau bertahan, pasangan Anda adalah orangtua kandung anak Anda,” jelasnya lebih lanjut.


Di mata mereka, orangtua adalah sosok yang dicintai dan diidolakan. Jadi, mereka tidak perlu tahu faktor penyebab Anda berdua berpisah.   


Meskipun Anda ingin bercerai karena tidak bahagia sehingga tidak lagi bersama dan tidak lagi kompak, Anda berdua sebaiknya tetap menjaga kebutuhan anak-anak. Ingatkan mereka bahwa Anda berdua tetap mencintai dan mengutamakan kebutuhan mereka apapun kondisinya. 


Secara tidak langsung, perceraian dapat mengajarkan Anda berdua tentang pentingnya mencintai diri sendiri. Healthy boundaries sangat diperlukan dalam setiap kehidupan mulai dari pertemanan hingga percintaan. 


TETAP BESARKAN ANAK-ANAK SECARA BERSAMA 

Dari banyak pengalaman bercerai yang dialami pasangan bercerai, ternyata tidak semua orang dapat melakukan co-parenting. Terutama jika perpisahan Anda berdua ternyata bersifat membahayakan Anda dan anak. Meski demikian, usahakan untuk melakukan co-parenting dengan tulus dan utamakan anak-anak. 


Meskipun sudah bercerai, jangan tinggalkan tanggung jawab Anda masing-masing dalam mengasuh anak. Kesampingkan ego, utamakan akal sehat. Ini bukan tentang Anda dan pasangan, tapi ini untuk anak-anak. 


Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Oxford menyatakan bahwa jika orangtua yang telah bercerai dapat menjalankan co-parenting dengan baik, anak-anak dapat lebih cepat beradaptasi dengan status keluarga yang berubah. Apapun keputusan Anda berdua untuk bercerai dan bertahan, setiap orangtua perlu tetap memiliki hubungan yang erat dengan anaknya.  

(Anggia Hapsari, foto: unsplash/ Jordan Whitt, pexels.com/ Jasmine Wallace)