Desain yang tepat akan membuat rumah Anda tetap sejuk, meskipun terpapar sinar matahari. 

Indonesia yang beriklim tropis karena dilalui oleh garis khatulistiwa membuat sebagian orang mengandalkan air conditioner (AC) sebagai penyejuk ruangan di rumah. Meskipun AC dinilai memberikan kenyaman maksimal, namun Anda tetap tidak bisa mengandalkan AC hidup selama 24 jam sehari. Efek samping berlebihan selalu saja ada—kulit menjadi lebih kering, biaya listrik membengkak, dan kurang ramah lingkungan.  

Untuk mengurangi risiko tersebut, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam mendesain rumah di negara tropis. Bentuk atap, sekaligus pemilihan material menjadi hal yang paling penting untuk menciptakan suasana rumah yang sejuk sehingga tak 100% bergantung pada AC. Berikut ulasan lengkapnya.

(BACA JUGA: 12 Inspirasi Desain Yang Apik Bagi Hunian di Negara Beriklim Tropis)


Langit-langit Tinggi

Bagian langit-langit rumah sebaiknya tak perlu menggunakan plafon atau eternit. Biarkan atap rumah berbentuk segitiga menyudut mengikuti genteng. Jika Anda tetap ingin memasang plafon, sebaiknya jarak atap rumah yang tinggi. Posisi atap seperti ini dapat membuat sirkulasi udara di rumah menjadi lebih baik sehingga suhu dalam ruangan akan terasa lebih sejuk, meskipun tidak menggunakan AC. 




Posisi Kipas Angin Lebih Rendah

Jika Anda membutuhkan penyejuk ruangan, kipas angin dapat menjadi pilihan yang tepat. Berbeda dengan AC, kipas angin hanya menggerakkan udara dalam ruangan, sehingga kulit tidak kering dan lingkungan tak terkena dampak buruknya. Namun, ada cara yang tepat untuk meletakkan kipas angin di rumah tropis, yaitu sedikit menjorok ke bawah, kurang lebih 1,5-2 meter dari atap—bukan menempel pada langit-langit. Rasakan perbedaannya. Pasti ruangan Anda menjadi lebih sejuk.


Jendela Tinggi dan Lebar

Buatlah jendela setinggi dan selebar mungkin, agar suhu panas di dalam ruangan dapat keluar dan berganti dengan suhu dingin dari luar. Selain membantu udara menjadi lebih sejuk, cahaya matahari dari luar pun akan masuk sehingga rumah menjadi lebih sehat dan terhindar dari jamur yang sering tumbuh di tempat lembap. Jika Anda khawatir cara ini mendatangkan nyamuk, gunakan kawat anti-nyamuk pada jendela. Selain itu, Anda bisa menggunakan tirai bambu untuk mengurangi intensitas cahaya matahari saat sedang terik-teriknya.  

BACA JUGA: 15 Inspirasi Desain Karibia Yang Cocok Untuk Hunian di Daerah Tropis




Atap Lebih Panjang

Panjang atap rumah yang sedikit lebih panjang ketimbang sisi rumah dapat meminimalisasi jumlah cahaya matahari yang masuk. Jadi, rumah tetap mendapatkan manfaat dari sinar matahari, namun juga dapat mengontrol cahaya yang masuk untuk menghindari panas berlebihan. Selain itu, atap yang lebih panjang ini membuat air saat hujan tidak masuk ke dalam rumah—meskipun Anda memiliki jendela yang tinggi dan lebar.


Tanaman Hijau

Pastikan Anda memiliki ruang hijau, meskipun hanya kecil. Proses fotosintesis yang dilakukan tanaman di siang hari dapat membuat lingkungan rumah menjadi kaya akan oksigen. Dengan jumlah oksigen yang banyak, tentu rumah akan menjadi lebih sejuk. Jika Anda tak memiliki taman di luar, Anda dapat membuat taman gantung, ataupun memilih tanaman yang cocok untuk diletakkan di dalam ruangan (BACA: 7 Tanaman Hias Yang Bisa Anda Pilih Untuk Diletakkan di Dalam Ruangan).




Material Lantai

Lantai yang tepat dapat membuat rumah terasa lebih sejuk. Beberapa jenis material yang dapat Anda pilih adalah keramik, marmer, granit, teraso, kayu, dan tegel. Jika Anda suka dengan kesan unfinished design, lantai semen dapat menjadi pilihan. Jangan memilih material yang tebal karena akan menyebabkan lantai hangat dan panas.

(Shilla Dipo, Images: Berbagai Sumber)