Acara ini digelar dari tanggal 23 September hingga 6 Oktober 2019 lalu.
Durasi baca: 1 menit.
Sudah beberapa bulan belakangan ini, Anda pasti merasa kalau cuaca di Jakarta terasa sangat panas. Bahkan, ketika Bogor dan beberapa kota lain sudah diguyur hujan, hingga kini Jakarta belum juga basah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG bahkan menyebut kalau musim kemarau di Indonesia akan berlangsung lebih panjang. Yakni hingga bulan November 2019 mendatang.
Terkait dengan kondisi iklim yang semakin ekstrem, Delegasi Uni Eropa mengadakan Pekan Diplomasi Iklim 2019 sejak tanggal 23 September hingga 6 Oktober 2019 lalu.
Pada kesempatan tersebut, Komunitas Pecinta Lingkungan yang bernama Climate Rangers mendapat sesi untuk membicarakan tentang isu perubahan iklim yang semakin cepat dan ekstrem.
‘Climate Change 101 for Youth’ menjadi tema yang diangkat oleh komunitas tersebut. Tema ini juga terkait dengan tema besar yang diangkat oleh Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2019 yakni ‘Anak Muda dan Aksi Iklim’. Tema ini sengaja dipilih supaya memicu banyak anak muda untuk memimpi aksi perubahan iklim.
Mulai dari membuat suara mereka didengar, hingga lebih tegas menuntut pemerintah, dunia usaha, dan seluruh masyarakat untuk mengambil sikap. Di sesi konferensi ‘Climate Change 101 for Youth’, turut hadir beberapa pembicara yang sangat ahli tentang iklim serta lingkungan.
(BACA JUGA: Perjuangan Panjang Al Gore Menyelamatkan Bumi dari Krisis Iklim)
“Generasi muda Indonesia sangat piawai menggunakan media sosial untuk menunjukkan eksistensinya. Nah, mari kita lebih bijak menggunakan media sosial untuk menyuarakan pesan aksi-aksi lingkungan,” ujar salah satu pembicara yakni Akita Arum Verselita, selaku Data Research Analyst and Media Outreach Mongabay Indonesia.
Selain Akita, aktivis lingkungan sekaligus selebriti Nadine Chandrawinata, juga terlihat hadir di sana. Nadine yang merupakan founder dari gerakan Sea Soldier mengatakan, semua anak muda tidak boleh lagi menutup mata dan telinga terhadap isu perubahan iklim ini.
Sebab, Bumi adalah tempat tinggal kita semua. Kalau masih mau tinggal di Bumi, artinya harus melakukan sesuatu dalam menjaga dan merawat kondisi Bumi itu sendiri.
“Kita tinggal bersama di Bumi ini, demikian pula anak cucu kita. Bumi kita hanya satu, oleh karenanya kita tidak boleh menjadi generasi tumpul. Sebaliknya, pemuda Indonesia harus turut berpartisipasi aktif sekarang juga, demi kelestarian Bumi ini,” tuturnya.