Dalam kejadian yang telah menewaskan 17 orang ini akhirnya membuat para pelajar, guru, warga sipil hingga deretan para selebriti geram dan mengadakan aksi demonstrasi besar-besaran dengan tajuk “March for Our Lives”. Dalam demo yang berlangsung di jalanan Washington D.C. tersebut, para demonstran menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk lebih memperketat regulasi kepemilikan senjata api yang sudah lama dijual secara bebas di Amerika.


Perempuan berkepala plontos, Emma Gonzalez adalah pelajar pertama yang berani berorasi dan mencetuskan gerakan ini. Naomi Wadler menyusul keberanian Gonzales dengan turut mengutarakan pendapatnya. Ia mewakili perempuan kulit hitam yang dirasa masih dianggap sebelah mata. “Saya mewakili perempuan Afrika-Amerika yang menjadi korban kekerasan senjata dan hanya menjadi bagian data statistik dibanding menjadi tajuk utama halam terdepan di media,” ungkap anak berusia 11 tahun ini. “Saya di sini mengatakan hal tersebut tidak akan terjadi lagi!” tambahnya yang disambut dengan riuh tepukan para demonstran.

(Foto: Theatlantic.com)