Jumlah badak yang kritis malah menimbulkan kebijakan ini.
Afrika Selatan dikenal sebagai rumah untuk lebih dari 70% populasi badak putih di seluruh dunia yang saat ini jumlahnya kian krisis akibat perburuan liar. Pada tahun 2016 terjadi pembantaian terhadap lebih dari 1.050 badak, berbeda jauh pada 2007 yang hanya terdapat 13 kasus. Dalam kekritisan ini, John Hume—pemilik lahan dengan lebih dari 1.500 badak—justru mengajukan tuntutan untuk menyudahi tangguhan tentang jual beli cula badak yang sudah ada sejak 2009.
John Hume justru mengajukan agar jual beli cula badak dilegalkan demi melindungi badak-badak tersebut. Menurutnya, jika jual beli badak memiliki aturan yang jelas, perburuan justru akan berkurang karena harga jualnya akan menurun dan permintaan atas barang yang dianggap langka ini semakin sedikit karena mudah didapatkan. Meskipun begitu, peraturan tentang penjualan cula badak ini tetap diregulasi dengan pengajuan izin terhadap pihak yang ingin menjual dan membeli cula.
Sebelumnya, Hume selalu melakukan pemotongan cula terhadap badak-badak yang berada pada peternakannya untuk mencegah perburuan liar. Dengan pemotongan cula badak yang ia lakukan sesuai prosedur, maka perburuan di alam bebas akan berkurang--begitu menurut Hume.
Meskipun Hume mencoba memberi solusi, tapi hal ini tentu saja mendapat banyak kecaman terutama dari kelompok konservasi. Rasanya, masih ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk melindungi badak selain dengan memotong dan menjual cula. Kegiatan yang dilakukan malah dianggap menambah penderitaan sang badak saja. Bagaimana pendapat Anda tentang kebijakan ini?